Bencong, Wandu, dan Pasangan Sesama Jenis (LGBT) Dalam Budaya Kali Dan Budaya Sendang Majapahit Muslim
Seorang perempuan yang sampai jadi kekar, wandu, atau jadi perempuan jantan adalah sangat tidak bagus. Idealnya, sesuai dengan hukum alam dan Sunatullah, seorang perempuan harus lembut, lunak, dan cantik, tetapi tetap memiliki keberanian, kekuatan, keteguhan hati, dan ketahanan banting, karena seorang perempuan adalah seorang empu atau bakal jadi ibu bagi anak-anaknya. Perempuan harus memiliki tubuh yang lunak dan lembut, juga penuh kasih sayang, karena tubuhnya, yang harus didukung ketahanan jiwa dan mental harus mengandung anak selama sembilan bulan. Di masa itu, tubuhnya harus bisa melar secara elastis dan tanpa hambatan seiring dengan pertumbuhan janin. Ketika melahirkan pun kealastisan dan kelunakan itu sangat dibutuhkan, karena kealastisan dan kelunakan itu lebih memungkinkan untuk dia lebih sanggup bertahan sampai oroknya keluar. Sesudah melahirkanpun, kelunakan dan keelastisan itu dibutuhkan agar tubuhnya lebih cepat pulih dan kembali seperti semula dengan didukung cara-cara tertentu, supaya suaminya tetap betah dan mengaguminya.
Sementara bagi laki-laki, sangat tidak bagus kalau sampai jadi lembek, terlalu lembut, dan kehilangan jiwa ksatria dan keberaniannya. Baik juga bagi laki-laki kalau memiliki tubuh yang bagus, padat, dan kekar. Namun, dalam beberapa hal dan kondisi tertentu, laki-laki juga harus tetap memiliki hati yang lembut, sabar dan tahan secara emosional, serta penuh dengan kasih sayang.
Itulah jalan kesempurnaan dalam Tao. Contoh dan teladan terbesar laki-laki yang sesuai dengan jalan Tao itu adalah Nabi Muhammad SAW. Kalau bagi perempuan adalah Ibu Khadijah dan Ibu Aisya, istri-istri Nabi Muhammad SAW. Dan cara untuk mempertahankan atau melatih terus jiwa feminin bagi laki-laki dan jiwa maskulin bagi perempuan adalah dengan Kali dan Sendang Majapahit Muslim. Untuk keterangan lebih lanjut, simak chanel YouTube saya,,,,,,
Sementara bagi laki-laki, sangat tidak bagus kalau sampai jadi lembek, terlalu lembut, dan kehilangan jiwa ksatria dan keberaniannya. Baik juga bagi laki-laki kalau memiliki tubuh yang bagus, padat, dan kekar. Namun, dalam beberapa hal dan kondisi tertentu, laki-laki juga harus tetap memiliki hati yang lembut, sabar dan tahan secara emosional, serta penuh dengan kasih sayang.
Itulah jalan kesempurnaan dalam Tao. Contoh dan teladan terbesar laki-laki yang sesuai dengan jalan Tao itu adalah Nabi Muhammad SAW. Kalau bagi perempuan adalah Ibu Khadijah dan Ibu Aisya, istri-istri Nabi Muhammad SAW. Dan cara untuk mempertahankan atau melatih terus jiwa feminin bagi laki-laki dan jiwa maskulin bagi perempuan adalah dengan Kali dan Sendang Majapahit Muslim. Untuk keterangan lebih lanjut, simak chanel YouTube saya,,,,,,
Komentar
Posting Komentar