Budaya Kali Dan Budaya Sendang Majapahit Muslim

Budaya Kali dan Budaya Sendang Majapahit Muslim merupakan bentuk budaya yang saya temukan sebagai jati diri bangsa Indonesia, yang pernah membawa Majapahit, cikal bakal NKRI dan Kesatuan Kepulauan Nusantara di bawah Panji Majapahit yang berlambang Surya Cakra Majapahit. Dalam logo Budaya Kali Dan Budaya Sendang Majapahit, Surya Cakra itu sedikit saya gubah, karena Budaya Kali Dan Budaya Sendang Majapahit Muslim saya renovasi atau inovasi dengan menggunakan ajaran Al Quran atau ajaran Agama Muslim. Saya inovasi demikian bukan dengan cara mensikretis ajaran Syiwa Budha dengan ajaran Agama Muslim, tapi lebih karena saya percaya, ajaran yang mendasari berdiri kokohnya Kerajaan Majapahit di masa keemasannya adalah ajaran Muslim sebelum datangnya Ajaran Al Quran.
Dengan Budaya Kali dan Budaya Sendang Majapahit Muslim ini, saya ingin memperkenalkan dan mempopulerkan satu corak Budaya Post Modern yang jujur, radikal, dan menyeluruh ke dunia internasional berdasarkan ajaran leluhur yang saya warisi, ilmu para nabi dari segala penjuru dunia, terutama ilmu Al Quran, dan sentuhan atau pengaruh modernisme yang positif. Dengan begitu, Post Modernisme benar-benar jadi penyempurna Modernisme. Benar-benar mempertahsnkan kearifan-kearifan di dan kebijaksanaan masa lalu sebelum hadirnya pemikiran modern, serta tidak mengikuti labgkah para modernis yang tidak mengakui pengaruh Ajaran Agama Muslim dalam Modernisme.



Budaya Kali Dan Budaya Sendang Majapahit Muslim
http://budayamajapahit.blogspot.com


Budaya Kali dan Budaya Sendang Majapahit Muslim
(Lambang dan Logo)

Dalam Budaya Kali Dan Sendang Majapahit Muslim, terdapat dua unsur yaitu Budaya Kali Majapahit, yang merupakan pelatihan bela diri bagi tentara elit Majapahit dan Budaya Sendang yang meeupakan olah kecerdasan, intelektual dan spiritual khusus bagi orang-orang tertentu pada masa Majapahit. Bagi orang yang bisa menguasai keduanya, bisa disebut sebagai Ksatria Pendeta. Pada masa Kerajaan Majapahit, tidak banyak orang yang bisa menguasai keduanya, karena keterbatasan aturan kasta di dalam masyarakat. Satu orang yang pantas disebut Ksatria Pendeta yang menguasai Kali dan Sendang Majapahit adalah Jenderal atau Panglima Adityawarman. Sosok lain, tetapi bukan Kali Majapahit yang dikuasainya adalah Banyak Wide atau Adipati Wiraraja.
Kalau dalam Budaya Kali Dan Sendang Majapahit Muslim, keduanya untuk siapa saja tanpa memandang keturunan dan kasta ataupun kebangsaan bagi mereka yang mampu menelaahnya dan pantas menerimanya sesuai dengan kadar ketakwaannya. Tapi secara sederhana, tujuan dari Komunitas Budaya Kali dan Budaya Sendang Majapahit Muslim ini adalah untuk mencetak dan membentuk para Ksatria Pendeta. Untuk itu, dalam Budaya Kali dan Sendang Majapahit Muslim Kali Majapahit Muslim hanya ditempatkan sebagai sarana untuk melatih kecerdasan dan pertahanan diri, bukan sebagai sarana bela diri ataupun martial art. Tapi kalau diperlukan, dengan alasan yang benar dan tepat, tentu saja Kali Majapahit Muslim bisa digunakan sebagai sitem bela diri dan martial art. Namun karena tujuannya adalah untuk membentuk para Ksatria Pendeta, maka yang lebih diutamakan dalam Budaya Kali dan Sendang Majapahit Muslim Adalah pembentukan budi pekerti dan ahlak serta pemahaman spiritual yang benar dan mendalam. Karena itu, dalam aturan mendalami Budaya Kali dan Sendang sangat diperketat ke arah itu. Dan kami punya pandangan bahwa "Yang disebut Pendekar adalah orang yang berbudi pekerti yang luhur, berahlak mulia, setia pada kebenaran, dan bisa menempatkan sesuatu secara tepat dan proporsional. Kalau orang bisa bela diri, tapi dia bersekutu atau bekerja sama dengan jin, dia bukan pendekar, tetapi pengecut dan pecundang, karena beraninya main kroyokan bersama jin yang membantunya, juga karena dia telah menghamba atau jadi pengikut jin yang kedudukannya lebih mulia manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Kalau orang memakai bela dirinya untuk sok-sokan, melukai, dan menindas orang lain, dia juga bukan pendekar, tetapi berandal, penjahat, dan pecundang, karena sejatinya orang yang berbuat buruk dan jahat juga telah menghamba kepada setan, baik dalam rupa manusia maupun jin." Karena itulah, dalam pendalaman Budaya Kali harus diikuti pendalaman terhadap Budaya Sendang. Yang dalam komunitas ini lebih saya tekankan pada pendalaman Ajaran Al Quran atau Ajaran Agama Muslim sebagai dasar dan pegangan pokok, tanpa menafikan atau mengingkari berbagai kebenaran di ajaran lain, karena sejatinya kebenaran di ajaran yang lain, menurut Al Quran juga ajaran untuk umat Muslim sebelum datangnya Al Quran atau DipilihNya Nabi Muhammad sebagai penyampai Al Quran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bencong, Wandu, dan Pasangan Sesama Jenis (LGBT) Dalam Budaya Kali Dan Budaya Sendang Majapahit Muslim

Kali Majapahit Muslim Jurus Lima

Daftar Tokoh Penting Berdirinya NKRI